March 18, 2013

Lelaki (ku)

Lelakiku.
di antara ketangguhannya mengejar kereta setiap pagi dia rela berbagi serpihan letihnya di setiap senja menemui.
Lelakiku.
di atas tingginya semangat dan optimisme asa yang dibangunnya ada patah yang ingin diselamatkan.
Lelakiku.
di bulatnya keangkuhan yang kadang tak bisa ku taklukkan, dia seorang pendoa yang sangat baik.
Lelakiku.
merebahkan setiap kelembutan meskipun setiap saatnya menggenggam kekuatan untuk bertahan dalam kejamnya kota.
Lelakiku.
di sisi egonya yang membara ada manja yang selalu ditunjukkan, cuma butuh cakap hati untuk memeluk hatinya dan menjemput manjanya dengan senyum.
Lelakiku.
di tengah pujian atas kehebatannya, masih saja menyimpan rapat-rapat kebodohan-kebodohannya kala ia bertemu rindu.
Lelakiku.
berjalan pelan, menengadah awan, meletakkan harapannya disana, berlari, kemudian ia terbang, memeluk erat cita yang diraihnya, alhamdulillah.
Lelakiku.
ada jatuh cinta yang selalu baru di pagi ia menikmati seduhan kopiku yang masih saja terlalu pahit, ada ikhlas dan syukurnya untukku disana.
Lelakiku.
berapa banyak syukur lagi yang harus aku persembahkan untuk Tuhan karena menghadirkan lelakiku.
Lelakiku.
aku nikmati keringatnya, menusuk-nusuk bersamaan dengan doaku yang teriring.
semoga engkau, lelakiku, selalu didekatkan dengan kebahagiaan dan kesuksesan.

Lelaki (ku), mengertilah,
mencintai sendiri itu sering menyebabkan kelelahan.
Jadi, apa kau meletakkan dirimu sebagai lelakiku?

No comments:

Post a Comment