November 23, 2012

Bicara Hati

Pagiku lenyap, tertahan gelap yg masih menemani.
Aku ingin bersembunyi! Setidaknya menyimpan pedihku dalam-dalam
Aku kemarin berlari terlalu kencang. Bahkan hingga tidak seirama dengan nafasku
Aku kemarin terlalu menengadahkan kepala, hingga urat di leherku begitu letih.
Aku kemarin terlalu bergembira dengan balon yg berwarna-warni
Ternyata saat ia meletus kulit di pipiku juga ikut nyeri

Bicara hati.

Kata jarum detik jam, ia tidak menunggu siapapun untuk terus bergerak.
Begitu juga aku, aku bukan siapa-siapa yg bisa membuat jarum jam rela berhenti sejenak.
Terlalu banyak kesempatan jika ia berhenti bergerak.
Meskipun harus naik-turun, jarum tetap bergerak. Lagi, tidak menunggu siapapun.

Bicara hati.

Sudah berapa banyak waktu yg aku siakan? Andaikan aku bisa menghitungnya dengan pasti.
Mungkin hanya untuk sekedar bermain hujan atau lari-lari kecil melewati rumah mewah di sudut jalan.
Sudah berapa banyak kesempatan yg aku biarkan duduk manis di dalam box nya?
Aku sudah sempat mengintipnya sendiri di dalam box itu, tapi ah sudahlah toh aku sedang tidak membutuhkan.
Sudah berapa banyak "ah sudahlah" yg aku ciptakan?

Bicara hati.

Sudah saatnya aku bicara tentang hati.
Yg selama ini pilu dengan penyesalan-penyesalan.

Aku bicara dengan hati, kata hati "bahkan waktupun tidak menunggu aku untuk sembuh terlebih dahulu"

No comments:

Post a Comment