December 17, 2012

Cukupkan dengan harap

Malam tadi malaikat mampir di atas kelambuku. 
Ya, dia membawa serta catatannya untuk dipamerkan. Mungkin batinnya aku akan menanyakan telah seberapa bagus dia mencatat aku. 
Sempat aku hampir keceplosan untuk menanya kita.
Namun lagi-lagi kamu membuat aku sesak tentang aku.
Biar aku selesaikan dulu urusan mendebarkasikan harap.
Semoga malaikat tidak mencatatat seberapa besar harap yang kamu punya.
Karena sampai saat pagi mendesah lembut di balik telinga, aku masih percaya akan harapan.
Entah apakah itu masih kau simpan rapat atau telah dinikmati debu-debu kamarmu sebagai dongengnya karena ia telah mengusang.
Itulah mengapa malam selalu rutin membuka jendelanya agar malaikat bisa menyisip dalam lengahku.

Kalaupun ia mencatatat, semoga ia tak berniat untuk membocorkan rahasia itu ke aku.
Percaya masih menjadi satu kata yg terucap dengan artikulasi cukup jelas.
Meskipun dengan notasi yang kembang kempis sama seperti saat aku mencari-cari kemana harapanku.
Dan sampai pagi datangpun, harapan masih juga menjadi tumit dimana percayaku berinjak.

No comments:

Post a Comment